Kenali Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk pada Anak

gizi buruk

Beberapa tahun ke belakang, stunting menjadi salah satu topik yang menarik perhatian banyak pihak. Merujuk hasil Survei Status Gizi Balita (SSGBI) 2019, angka prevalensi (jumlah kasus penyakit pada suatu waktu tertentu di suatu wilayah) stunting di Indonesia mencapai 27,67 persen. Angka ini turun sebanyak 30,8 persen dari tahun sebelumnya. Meski demikian, angka tersebut belum bisa membuat pemerintah bernapas lega, karena batas maksimal angka stunting berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah hanya 20 persen. Apakah stunting sama dengan gizi buruk? Memang serupa, namun keduanya ternyata berbeda lho

Jika dilihat dari pengertiannya, stunting adalah sebuah kondisi, di mana tinggi badan anak di bawah rata-rata anak seusianya. Sedangkan gizi buruk adalah sebuah kondisi di mana anak tidak menerima asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhannya (malnutrisi). Untuk lebih jelasnya, yuk cari tahu perbedaan stunting dan gizi buruk melalui ulasan di bawah ini.

Ciri-ciri dan Faktor Penyebab

qelola 2 5 - Kenali Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk pada Anak

sumber: freepik

Anak dengan gizi buruk biasanya memiliki ciri kulit yang kering, lemak di bawah kulit berkurang, serta otot yang mengecil. Jika telah mencapai tahap lanjut, maka akan ada kemungkinan perut anak menjadi buncit. Sementara itu, ciri anak-anak yang mengalami stunting adalah pertumbuhannya yang melambat. Hal ini dapat dilihat dari tubuh yang lebih pendek, dan tampak lebih muda dibandingkan teman-teman seusianya. Pubertas pada anak dengan kasus stunting juga kerap terlambat.

Pada dasarnya, gizi buruk disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam waktu yang relatif singkat daripada stunting. Kekurangan asupan nutrisi dalam jangka waktu tertentu ini akan membuat berat badan anak menjadi turun, dan memicu timbulnya gizi buruk. Sedangkan anak dengan kasus stunting, pada umumnya diakibatkan kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama di masa 1.000 hari pertama kehidupan anak. Di samping itu, ada faktor lain seperti tingginya frekuensi sakit anak dan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang tidak ditangani dengan baik.

Dampak Stunting dan Gizi Buruk

Anak dengan gizi buruk akan mudah mengalami infeksi yang disebabkan oleh rendahnya kekebalan tubuh. Selain itu, anak dengan gizi buruk juga memiliki intelligence quotient (IQ) atau tingkat kecerdasan yang rendah. Lalu pada jangka panjang, gizi buruk dapat mengakibatkan pertumbuhan anak berhenti sebelum waktunya. Lebih jauh lagi, gizi buruk dalam jangka panjang juga akan menyebabkan anak kurus (wasting) dan stunting. Sementara itu, stunting pada anak akan berdampak pada gangguan metabolisme, rendahnya kekebalan tubuh, hingga ukuran fisik tubuh yang tidak optimal. Stunting dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan anak gagal tumbuh. Selain itu, kemampuan kognitif dan motorik anak juga akan terhambat.

Lantas, bagaimana cara mencegah gizi buruk dan stunting?

qelola 1 7 - Kenali Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk pada Anak

sumber: freepik

Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gizi buruk dan stunting adalah dengan memperhatikan asupan nutrisi anak sejak dini. Selain itu, kecukupan nutrisi ibu hamil dan saat menyusui juga perlu diperhatikan. Salah satu upaya yang sangat penting untuk dilakukan adalah dengan memberi air susu ibu (ASI) eksklusif hingga anak berusia enam bulan. Setelah anak mencapai usia enam bulan, setiap ibu bisa mulai mengenalkan makanan pendamping ASI (MPASI). Kemudian menginjak usia satu tahun, anak sudah bisa mulai menikmati makanan keluarga. Pada masa ini, upayakan untuk memberikan makanan sehat dan bergizi seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Sementara itu, ASI masih perlu diberikan pada anak hingga anak berusia dua tahun.

Selain tingkat stunting yang masih di bawah standar, pemahaman masyarakat tentang stunting memang masih terbilang minim. Salah satu indikasinya adalah stunting yang kerap diartikan sebagai gizi buruk di tengah masyarakat awam. Tapi, setelah membaca ulasan di atas, tentunya kini kamu sudah mengetahui perbedaannya bukan?

Baca juga: Pentingnya Status Kewarganegaraan bagi Anak TKI

Di samping kecukupan nutrisi, kebersihan diri dan lingkungan juga harus dijaga untuk mencegah gizi buruk dan stunting pada anak. Terapkan pola hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan pakai sabun, dan menjaga kebersihan sanitasi lingkungan rumah. Jangan lupa juga untuk pantau terus tumbuh kembang anak untuk mencegah gizi buruk dan stunting sejak dini. Patuhi jadwal imunisasi agar anak terhindar dari penyakit berat.

Supaya kesehatan anak dan keluarga lebih terjamin, jangan lupa untuk ikut serta dalam jaminan kesehatan seperti menjadi peserta BPJS Kesehatan. Agar status kepesertaan tetap aktif, pastikan kamu tidak terlambat membayarkan iuran BPJS Kesehatan setiap bulan. Dengan aplikasi Qelola, kamu akan lebih mudah bayar tagihan semacam ini hanya melalui ponsel. Beli pulsa, token listrik, hingga paket data internet juga bisa teratasi pakai Qeloa. Yuk, download aplikasi Qelola GRATIS di Google Play Store!

Tags: , , , , , ,