Ketahui Perbedaan Sistem Pendidikan di Indonesia dan di Luar Negeri

pendidikan di indonesia

Tahukah Anda, kenapa ada banyak orang yang memilih untuk menempuh pendidikan lanjutan ke luar negeri? Salah satu jawaban yang paling mendasar adalah, karena jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang dan maju lainnya, kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal. Nah, Untuk melihat perbedaan antara sistem, kualitas, dan segala hal terkait pendidikan di Indonesia dengan di luar negeri, simak informasinya berikut ini.

Baca Juga: Mengintip Sistem Pendidikan Tinggi yang Ada di Malaysia

1.  Pengenalan Waktu Pendidikan

Usia balita dan kanak-kanak merupakan masa yang paling menyenangkan bagi seorang anak. Karena di waktu itu mereka dapat belajar banyak hal sambil bermain. Namun di Indonesia, pengenalan pendidikan sejak dini sudah mulai dilakukan. Bahkan ada yang sudah dimulai saat anak masih dalam masa balita, seperti memasukkannya ke playgroup dan Taman Kanak-kanak, sampai dengan pemberian kursus privat. Penyebab utamanya adalah, karena ada persyaratan khusus ketika anak akan masuk Sekolah Dasar, minimal harus sudah dapat membaca.

Program tersebut sebenarnya baik, karena tujuannya adalah agar seorang anak dapat belajar bersosialisasi, melatih motorik, dan daya pikir mereka. Namun satu imbas yang secara tidak langsung akan didapatkan adalah bahwa masa kanak-kanak mereka akan hilang di usia yang masih terlalu dini. Dan bahkan mereka akan mulai mengenal stres. Lalu, bagaimana dengan pengenalan waktu pendidikan di luar negeri? Salah satu contohnya adalah di Finlandia, memiliki kebijakan bahwa seorang anak dapat mulai masuk ke jenjang pendidikan dasar ketika mereka sudah berusia 7 tahun. Sebelum itu, mereka dapat mengeksplorasi apa yang mereka inginkan, salah satunya adalah bermain.

2.  Sistem Pembagian Kelas

pendidikan di indonesia 2 - Ketahui Perbedaan Sistem Pendidikan di Indonesia dan di Luar Negeri

Hampir seluruh sekolahan di luar negeri tidak mengenal sistem pembagian kelas yang berisikan anak-anak pintar saja, atau yang biasa disebut dengan istilah kelas unggulan. Dan kelas yang berisikan siswa atau mahasiswa biasa dengan grade standar. Rata-rata semua orang akan dikumpulkan di dalam satu kelas yang hanya dibedakan berdasarkan jumlahnya saja. Sedangkan yang terjadi di Indonesia, umumnya ada pembagian kelas unggulan dan non-unggulan yang justru secara tidak langsung dapat menciptakan gap atau tembok pembatas antara siswa yang pintar dan siswa yang biasa.

Jika dilihat dari sudut pandang pendidikan, salah satu tujuannya adalah agar fokus siswa atau mahasiswa yang pintar tidak terpecah ketika dicampur dengan siswa yang biasa. Sehingga mereka dapat bersaing dengan sesama orang cerdas dalam kelasnya. Namun secara tidak langsung, sisi psikologis dari siswa yang menempati kelas unggulan dan non-unggulan akan tercipta. Akan ada rasa canggung, dan jengah dari siswa atau mahasiswa yang ditempatkan di dalam dua jenis kelas yang berbeda tersebut.

3.  Masa Orientasi Sekolah

Hampir semua orang bersekolah di Indonesia tentu saja pernah menjalani MOS (Masa Orientasi Sekolah), atau OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus). Walaupun sudah banyak kasus dan bahkan sudah pernah diwacanakan untuk dilarang diberlakukan di semua sekolah atau universitas di Indonesia, namun nyatanya kegiatan ini masih kerap saja dilakukan. Di Indonesia, kegiatan ini sering kali diisi dengan aktivitas-aktivitas yang didominasi untuk mempermalukan para siswa baru. Para panitia kegiatan mengatakan bahwa tujuannya adalah agar siswa baru tersebut kuat mental dan fisiknya sebelum benar-benar menjadi siswa atau mahasiswa di suatu sekolah atau universitas.

Jika di Indonesia orientasi pengenalannya seperti itu, sementara di luar negeri seperti di Amerika Serikat justru dilakukan dengan cara yang lebih positif. Para siswa atau mahasiswa baru akan diajak untuk berkeliling, dan mengikuti beberapa seminar, serta kajian agar mereka lebih mengenal sekolah dan kampusnya. Tidak hanya pengenalan kampus dan sekolah saja, namun ada pula pemberian informasi terkait segala hal yang diberikan.

4.  Anggapan Terkait Hasil Akhir

pendidikan di indonesia 3 - Ketahui Perbedaan Sistem Pendidikan di Indonesia dan di Luar Negeri

Segala macam ujian akan dinilai dengan hasil akhir sebagai result-nya. Hal inilah yang diterapkan di semua jenjang pendidikan di Indonesia. Bahkan, sampai ada standarisasi khusus yang banyak membuat para siswa merasa stres, dan depresi karena harus mencapai nilai minimal setara standarisasi sesuai dengan yang ditentukan oleh pemerintah. Sementara di kebanyakan jenjang pendidikan di luar negeri, contohnya saja di Australia, hasil akhir bukan segala-galanya. Semua pendidik akan lebih menitikberatkan kepada sektor prosesnya daripada hasil akhirnya. Jika dalam prosesnya saja berantakan, maka akan dapat diketahui bahwa hasil akhirnya juga tidak akan baik.

Selain hasil akhir, dengan banyaknya materi yang diberikan dengan jam belajar yang cukup lama juga dapat membuat siswa tidak dapat mencerna pelajaran atau segala informasi yang diberikan dengan baik. Karena otak mereka terlanjur menerima banyak materi, sehingga akan lebih susah untuk digunakan dalam mengingat secara detail. Sedangkan di luar negeri, materi yang diberikan hanya berupa poin khususnya saja. Dan jam pendidikannya juga akan lebih dititikberatkan pada praktek. Sehingga seorang siswa atau mahasiswa akan lebih mudah mengerti dan paham secara langsung, daripada hanya menghafal teori dan materi saja.

5.  Lamanya Jam Belajar

pendidikan di indonesia 1 - Ketahui Perbedaan Sistem Pendidikan di Indonesia dan di Luar Negeri

Di luar negeri, jam belajar untuk hal-hal yang berkaitan dengan teori sangat terbatas. Dan selebihnya akan diisi dengan professional development dan praktek langsung. Sementara di Indonesia masih menganut sistem spoon feeding, sehingga guru akan menjadi sumber satu-satunya. Selain itu, tambahan ekstrakurikuler, kursus, atau bimbingan belajar juga menambah panjang jam belajar siswa. Sehingga mengakibatkan kepenatan dan kelelahan tidak hanya fisik saja, melainkan juga pikiran.

Itulah beberapa hal yang membedakan sistem pendidikan di Indonesia dengan di luar negeri. Meskipun berbeda dan banyak yang menganggap sistem pendidikan di Indonesia tertinggal, namun bukan berarti tidak ada yang bisa dibanggakan dengan belajar di Indonesia. Salah satu contohnya adalah dengan menempuh pendidikan di tanah air, Anda tidak perlu mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya hidup di luar negeri. Jika Anda tetap ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri dengan biaya yang terjangkau, Anda bisa memilih negara Malaysia. Biaya yang Anda butuhkan untuk sekolah di Malaysia tidak jauh berbeda dengan biaya di Jakarta. Menariknya lagi, selama di Malaysia Anda bisa menggunakan aplikasi Qelola untuk keperluan kirim uang, bayar tagihan, hingga beli pulsa dan voucher game. Dengan kemudahan ini, tentu saja Anda akan lebih tenang tidak akan kekurangan biaya selama berada di Malaysia. Anda akan lebih praktis dan cepat jika harus mengirim atau menerima kiriman uang. Coba unduh aplikasi Qelola sekarang!

Tags: , , , ,