Badai Sitokin COVID-19: Penyebab dan Cara Mencegahnya

Badai Sitokin

Badai sitokin merupakan sindrom yang mengancam para pasien COVID-19. Dampaknya pada tubuh yaitu demam dan sesak napas hingga kemudian terjadi komplikasi bernapas yang parah hingga kematian. Sindrom ini biasanya muncul setelah 7 hari pasien terserang COVID-19. Meski tidak semua pasien COVID-19 mengalami badai sitokin, sindrom ini tetap perlu diwaspadai.

Agar bisa tertangani dengan segera, kamu sebaiknya memahami badai sitokin serta gejala yang muncul. Hingga saat ini, pasien yang mengalami sindrom tersebut perlu perawatan intensif di ICU. Berikut ini akan dijelaskan berbagai seluk beluk badai sitokin termasuk penyebab dan cara mencegahnya.

Memahami Badai Sitokin 

martin sanchez Tzoe6VCvQYg unsplash - Badai Sitokin COVID-19: Penyebab dan Cara Mencegahnya

Sumber: unsplash.com

Sitokin adalah protein di dalam tubuh yang berfungsi membantu sistem kekebalan tubuh. Normalnya, sitokin bersama sistem imun akan membantu tubuh melawan virus dan bakteri yang menginfeksi. Hanya saja, sitokin mungkin diproduksi berlebihan oleh tubuh dan malah membahayakan. Kondisi ketika produksi sitokin berlebih itulah yang disebut dengan badai sitokin (cytokin storm).

Tubuh melepas sitokin dengan jangka waktu sangat cepat dan jumlah banyak ke darah. Akibat hal tersebut, peradangan terjadi karena sitokin berlebih malah menyerang sel tubuh yang sehat. Peradangan yang timbul dan tidak diatasi akan membuat organ-organ tubuh rusak. Sindrom ini menyerang pembuluh darah dan paru-paru pada pasien COVID-19. Cairan memenuhi kantung kecil paru-paru seringa pertukaran oksigen sulit, pasien pun mengalami sesak napas.

Penyebab dan Gejala Badai Sitokin 

engin akyurt 44D6S 5jDJQ unsplash - Badai Sitokin COVID-19: Penyebab dan Cara Mencegahnya

Sumber: unsplash.com

Hingga saat ini penyebab pasti terjadinya badai sitokin pada pasien COVID-19 belum diketahui secara pasti. Jaringan kompleks yang menyebabkan sindrom tersebut terjadi masih dalam penelitian para ilmuwan. Dugaan sementara oleh para ahli, penyebab yaitu masalah kesehatan yang mendasari seperti sistem kekebalan itu sendiri.

Gejala pasien COVID-19 yang mengalami badai sitokin bisa beragam. Namun gejala yang paling sering muncul yaitu demam dan sesak napas. Berbagai kondisi lain juga mungkin muncul sebagai gejala dari terserangnya sel sehat tubuh. Gejala yang muncul bisa ringan, sedang hingga berat. Berikut ini merupakan beberapa gejala tersebut.

  • Kelelahan
  • Sesak Napas
  • Kejang
  • Sakit kepala dan pusing
  • Nyeri otot dan sendi
  • Demam dan menggigil
  • Ruam
  • Batuk
  • Kedinginan atau menggigil
  • Bangkak ekstremitas
  • Mual dan muntah
  • Tekanan darah rendah

Kondisi pasien COVID-19 bisa semakin buruk dan gejala berat badai sitokin mungkin muncul. Jika beberapa gejala berat sudah mulai mucul, ada kemungkinan terjadinya kegagalan sistem organ pada tubuh. Hal itu bisa menyebabkan kematian. Beberapa gejala berat badai sitokin yaitu:

  • Penggumpalan darah
  • Halusinasi dan kebingungan
  • Sulit mengontrol gerakan

Cara Mencegah dan Mengatasi Badai Sitokin

olga kononenko 98  MsKaUsI unsplash - Badai Sitokin COVID-19: Penyebab dan Cara Mencegahnya

Sumber: unsplash.com

Upaya pencegahan terjadinya badai sitokin bisa dilakukan dengan tidak terkena COVID-19. Meski tidak semua pasien COVID-19 pasti mengalami sindrom sitokin, namun satu-satunya cara pencegahan saat ini yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan agar terhindari dari COVID-19. Beberapa hal bisa diterapkan agar terhindari dari COVID 19 yaitu:

  • Menjaga jarak dengan orang lain minimal 1,5 meter.
  • Menghindari berkerumun.
  • Selalu menggunakan masker sesuai anjuran saat keluar rumah.
  • Rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.
  • Jaga imun tubuh agar tetap baik dengan memperhatikan pola hidup sehari-hari.
  • Berlatih relaksasi agar tidak mudah stres.
  • Melakukan vaksinasi COVID-19 sesegera mungkin.

Jika kamu sudah dipastikan positif terkena COVID-19, jangan panik. Segera lakukan isolasi mandiri sesuai petunjuk Kemenkes dan perhatikan apakah ada gejala badai sitokin dalam seminggu masa isoman. Apabila ada gejala, segera minta bantuan medis sebab perawatan intensif ICU dibutuhkan. Beberapa langkah penanganan untuk mengatasi kondisi tersebut oleh dokter yaitu:

  • Mengecek serta memantau tanda vital pasien. Dokter akan mengecek tekanan darah, suhu tubuh, denyut nadi, dan pernapasan. Setelahnya dokter akan terus memantau kondisi vital tersebut secara intensif.
  • Melakukan pemeriksaan D-Dimer dan CPR pada pasien untuk memastikan apakah terjadi badai sitokin di tubuhnya.
  • Memasang mesin ventilator untuk membantu pasien yang kesulitan bernapas karena saturasi oksigen tubuh yang terus menurun.
  • Memberikan cairan melalui infus serta memantau kadar elektrolit dalam tubuh pasien.
  • Memberikan obat untuk menghambat aktivitas sitokin. Jenis obat yang diberikan biasanya yaitu actemra atau anakinra.
  • Jika dibutuhkan, tindakan hemodialisis atau cuci darah akan dilakukan.

 

Jaga selalu kondis tubuh agar dalam keadaan fit dan sehat. Kamu bisa mengonsumsi makanan dan minuman bergizi, olahraga teratur, tidur cukup, serta tambahkan asupan vitamin harian. Jika terpaksa berobat karena sakit, gunakan kartu BPJS agar biaya bisa terbantu asuransi negara. Namun, kamu harus melakukan pembayaran BPJS secara rutin tiap bulan agar bisa menggunakannya ketika perlu.

Aplikasi Qelola bisa digunakan untuk memudahkan pembayaran BPJS serta berbagai tagihan lainnya seperti listrik atau PDAM. Kamu juga bisa kirim uang luar negeri tanpa tambahan biaya dengan aplikasi ini, lho! Tunggu apalagi? Unduh aplikasi Qelola secara gratis di Google Play Store segera dan nikmati berbagai manfaatnya.

Tags: , , , , , , , , , , ,