Trauma Healing, Bantu Kesembuhan Penderita PTSD

Trauma healing merupakan proses penyembuhan yang diupayakan untuk menyembuhkan penderita trauma. Dalam dunia psikologi, seseorang bisa dianggap mengalami trauma sebagai kondisi akibat dari peristiwa buruk yang menimpa atau disaksikan. Tingkatan trauma sendiri bisa berbeda, ada yang ringan namun banyak juga yang parah.

Banyak kasus trauma memicu seseorang mengalami gangguan mental berupa Post Traumatic Syndrome Disorder (PTSD). Para penderita PTSD biasanya membutuhkan bantuan profesional agar bisa sembuh. Salah satu cara menyembuhkan PTSD yaitu dengan melakukan trauma healing. Berikut ini akan dijelaskan lebih mendalam terkait hal tersebut.

Penyebab seseorang mengalami trauma

Penyebab seseorang mengalami trauma bermacam-macam. Kejadian negatif biasanya memicu trauma pada diri seseorang. Untuk mengalami trauma, seseorang tidak harus mengalami secara langsung. Artinya, hanya dengan menyaksikan kejadiannya saja, seseorang bisa mengalami trauma. Misalnya, anak kecil yang sering melihat ibunya dipukul. Meski anak tersebut tidak ikut dipukul, ia bisa mengalami trauma akibat melihat kejadian tersebut. Beberapa kejadian yang sering memicu trauma pada diri seseorang yaitu:

• Sedang berada di medan peperangan, baik terlibat secara langsung (menjadi tentara) atau tidak terlibat secara langsung (menjadi wartawan).
• Bencana alam terutama dalam skala besar misalnya gempa hebat, tanah longsor, tsunami, dan lain sebagainya.
• Mengalami penyakit atau cedera parah yang mengancam keselamatan jiwa misalnya amputasi kaki atau penyakit jantung.
• Mengalami atau melihat kekerasan, kecelakaan, serta bullying.
• Kematian orang tersayang maupun hewan peliharaan.
• Mengalami pelecehan seksual atau perkosaan.

Apa itu PTSD?

Seperti yang sudah disinggung di bagian awal tadi, PTSD merupakan gangguan mental yang dialami seseorang akibat trauma terhadap sesuatu. Penderita PTSD akan mengalami rasa cemas serta terus menerus teringat kejadian traumatisnya. Meski begitu, tidak berarti semua orang yang memiliki trauma otomatis menjadi penderita PTSD.

Perlu diagnosis dari psikiater untuk memastikan bahwa seseorang mengalami PTSD. Beberapa jenis trauma yang paling sering memicu PTSD yaitu perang, bencana alam, pelecehan seksual, kecelakaan, kekerasan fisik, bullying, operasi, serta penyakit yang mengancam jiwa. Penderita PTSD umumnya akan menunjukkan gejala seperti perubahan emosi dan perilaku, sering berpikir negatif, teringat kejadian traumatis terus menerus, serta memiliki kecenderungan untuk mengelak.

Penerapan trauma healing bantu atasi PTSD

Dalam menangani PTSD, terdapat metode berama trauma healing. Terdapat dua jenis trauma healing. Jenis pertama tidak fokus pada kejadian. Sedangkan jenis kedua akan fokus pada kejadiannya. Untuk metode terapi trauma healing sendiri ada bermacam-macam seperti SIT, EMDR, exposure theraphy, serta CBT.

1. Stress Inoculation Training (SIT)

SIT umumnya dilakukan selama 3 bulan. Metode trauma healing ini tidak mengajak pasien berbicara. Melalui SIT, penderita PTSD akan diajarkan cara relaksasi sehingga mampu mengelola stres ketika ingatan trauma muncul. Beberapa hal yang diajarkan seperti memijat diri sendiri, teknik pernapasan, dan lain sebagainya.

2. Eye Movement Desensitisation and Reprocessing (EMDR)

EMDR tidak berfokus pada semua hal yang berhubungan dengan kejadian traumatis pasien. EMDR biasanya dilakukan selama minimal 3 bulan. Penderita PTSD akan diminta menceritakan kejadian traumatisnya sambil memperhatikan hal lain misalnya tirai jendela yang tertiup angin. EMDR dilakukan dengan tujuan agar pasien bisa memikirkan hal positif ketika ingatan traumatisnya muncul.

3. Exposure Therapy

Exposure therapy merupakan metode trauma healing yang berfokus pada kejadian traumatis pasien. Inti dari metode ini yaitu penerimaan diri terhadap apa yang sudah terjadi. Fokus terapi yaitu dengan mengubah susunan berpikir penderita PTSD. Awalnya pasien akan diajak untuk mengakses kejadian trauma tersebut kemudian diajarkan bahwa ada perbedaan antara saat ini dan kejadian trauma yang pernah dialami.

4. Cognitive Behavioural Therapy (CBT)

Metode trauma healing yang paling umum dilakukan yaitu CBT. Lebih akrab disebut sebagai teori kognitif, pasien nantinya akan diajak bicara tentang trauma yang dialami secara detail. Terapis akan mencari tahu apa yang membuat pasien terus terbayang kejadian tersebut. Tujuannya mirip seperti exposure therapy yaitu agar pasien bisa memahami bahwa yang terjadi bukan kesalahannya dan tidak dapat diubah. Pertemuan untuk terapi CBT biasanya dilakukan selama 8-12 kali dengan durasi satu jam setiap pertemuannya.

 

Konsultasi kesehatan psikologis kini juga bisa dibantu dari segi pembayaran menggunakan fasilitas asuransi BPJS. Untuk itu, pastikan kamu telah terdaftar dan memiliki kartunya. Lakukan pembayaran secara rutin agar bisa memanfaatkan fasilitas BPJS. Agar tidak terlambat bayar, gunakan aplikasi Qelola untuk keperluan pembayaran BPJS serta tagihan rutin lainnya seperti PDAM atau listrik bulanan.

Kamu juga bisa memanfaatkan aplikasi Qelola untuk kirim uang luar negeri tanpa tambahan biaya. Semudah itu penggunaan aplikasi ini. Cara mendapatkannya? Kamu hanya perlu mengunduh aplikasi Qelola secara gratis di Google Play Store. Setelah itu, tinggal menikmati beragam fasilitasnya yang memudahkan kehidupan finansialmu.

Tags: Cara Atasi Trauma, CBT, Cognitive Behavioural Therapy, EMDR, Exposure Therapy, Eye Movement Desensitisation and Reprocessing, Gangguan Mental, Kesembuhan PTSD, Kondisi PTSD, Pasien PTSD, Penderita PTSD, Penyebab Trauma, Psikologi, PTSD, SIT, Stress Inoculation Training, Terapi PTSD, Trauma Healing