Besaran GDP Malaysia Terkini dan Kondisi Ekonomi Selama Pandemi

GDP Malaysia

Dampak pandemi dirasakan oleh hampir semua manusia di bumi ini. Mulai dari berbagai kalangan usia produktif hingga usia non produktif. Tak luput dunia ekonomi pun turut terguncang atas merebaknya wabah penyakit COVID-19 di seluruh penjuru dunia. Malaysia sebagai salah satu negara berkembang juga turut merasakan secara langsung beratnya beban ekonomi akibat dari pandemi. Dikutip dari Channel News Asia, GDP Malaysia turun hingga 17,1% pada kuartal kedua di tahun 2020. Keadaan tersebut membuat ekonomi Malaysia mengalami kinerja terburuk semenjak krisis finansial pada tahun 1998. Pada akhir tahun 2020 ekonomi Malaysia tercatat mengalami kontraksi hingga 5,6%, berada di bawah proyeksi pemerintah Malaysia -3,5% hingga -5,5%.

Kesulitan di ranah ekonomi tersebut berlanjut hingga tahun 2021 bagi Malaysia. Pasar global akan melihat GDP Malaysia sebagai sebuah indikasi bahwa pihak pemerintah harus segera mengambil kebijakan yang tepat dalam waktu singkat. Gubernur Banak Negara Malaysia, Nor Shamsiah Mohd Yunus, menegaskan bahwa kebijakan moneter tetap sesuai akomodatif setelah pihak Bank Sentral melakukan kebijakan pemangkasan suku bunga sebesar 125 pada tahun 2020 untuk melawan pandemi. Meski demikian bila berkaca pada situasi saat ini, nampaknya Bank Sentral harus tetap memberikan dukungan berkelanjutan untuk menyokong ekonomi Malaysia.

Pengaruh New Normal Terhadap Ekonomi

Lebih lanjut, permasalahan ekonomi di tengah pandemi ini juga dipengaruhi oleh kedisiplinan masyarakat dalam melakukan protokol kesehatan guna membatasi penyebaran virus COVID-19. Namun demikian kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah untuk mencegah penularan pandemi ini tidaklah selalu berjalan dengan mulus. Diberlakukannya pembatasan pada masyarakat pada awal Juli 2021 yang memaksa penutupan bisnis non-esensial karena tingkat kasus positif corona di Negeri Jiran terus meningkat hingga lebih dari 183.706 kasus aktif pada akhir bulan Juli lalu. Adanya pembatasan tersebut juga memaksa pemerintah untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan anggaran mencapai 36,22 juta US dollar. Program bantuan tersebut berupa uang, subsidi, dan pembebasan pajak, serta percepatan proses vaksinasi untuk mencapai herd immunity.

Pembatasan tingkat nasional yang dilakukan oleh Malaysia tidak hanya memengaruhi GDP Malaysia, namun juga berimbas secara langsung pada kehidupan masyarakat terutama dalam hal ekonomi. Masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada pekerjaan sehari-hari yang tergolong non-esensial harus berdiam diri di rumah. Alhasil dewasa ini banyak terjadi fenomena ‘bendera putih’ di media sosial. Fenomena ‘bendera putih’ ini merupakan sebuah kampanye yang bertujuan untuk menolong anggota masyarakat yang membutuhkan bantuan. Kampanye ini muncul seiring banyaknya kasus bunuh diri yang dipercaya berkaitan dengan sulitnya situasi pandemi saat ini. Dilaporkan oleh kepolisian Malaysia bahwa telah terjadi setidaknya 468 kasus dalam tempo 5 bulan terakhir, rata-rata 4 kasus perhari, meningkat pesat dari tahun lalu. Di tahun 2020, kasus bunuh diri tercatat sebanyak 631 kasus.

new normal - Besaran GDP Malaysia Terkini dan Kondisi Ekonomi Selama Pandemi

Sumber : pexels.com/ketutsubiyanto

Kepekaan sosial yang tercermin dalam kampanye ‘bendera putih’ tersebut bukan berarti situasi telah membaik secara keseluruhan. Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mendapat penolakan dari 85% publik Malaysia untuk melanjutkan jabatannya dan memintanya untuk segera mundur dari posisi perdana menteri. Hal tersebut diakibatkan karena publik yang tidak puas atas ketidakpastian kebijakan yang diambil oleh Muhyiddin Yassin. Bahkan Sultan Abdullah Ahmad Shah juga berpendapat sama dengan publik bahwa kinerja perdana menteri yang mulai berkuasa pada Maret 2020 tersebut dirasa mengecewakan.

Dengan kondisi pandemi saat ini yang mencekik setiap bagian masyarakat disertai dengan kinerja pihak pemerintahan yang kurang maksimal, perekonomian Malaysia sepertinya belum menemukan titik terang keterpurukan ekonomi. Status darurat yang telah ditetapkan oleh pemerintah tidak akan berdampak positif apabila tidak diikuti dengan tindak lanjut yang konkret dan efektif dalam mewujudkan kestabilan ekonomi di tengah pandemi.

Pengaruh Kondisi Malaysia Terhadap TKI Indonesia

tki 2 - Besaran GDP Malaysia Terkini dan Kondisi Ekonomi Selama Pandemi

Dengan adanya pembatasan kegiatan masyarakat, banyak pihak yang dirugikan. Salah satunya adalah pekerja migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI). TKI yang bekerja pada sektor non-essential terpaksa tidak berangkat kerja karena adanya perintah lockdown selama 2 minggu dari pemerintah Malaysia. Dalam wawancaranya terhadap bbc.com, Nasrikah sebagai penasihat Persatuan Pekerja Rumah Tangga Migran Indonesia mengatakan bahwa lockdown ini sangat menyulitkan para TKI yang bekerja pada sektor non-essential. Apalagi jika mengingat bahwa lockdown kali ini belum seimbang dengan pemberian bantuan sosial bagi para TKI.

Meskipun begitu, penempatan TKI dari Indonesia ke beberapa negara termasuk Malaysia tetap berjalan. Tentu saja kebijakan ini tetap memperhatikan prosedur atau akses masuk yang diterapkan oleh negara Malaysia. Tidak hanya itu, Indonesia melalui Kemenaker juga melakukan upaya deteksi dan pencegahan dini sebelum keberangkatan para TKI untuk mendukung pemberantasan Covid-19.

Bagi kamu yang memiliki rencana untuk mendaftar TKI ke Malaysia, kamu tetap memiliki kesempatan ya. Pastikan untuk mengikuti pendaftaran TKI yang legal agar tidak dideportasi. Sedangkan bagi kamu yang sudah ada di Malaysia, semoga pandemi segera berakhir dan semua jenis pekerjaan dapat berjalan sebagaimana seharusnya. Jangan lupa untuk mempermudah kamu dalam melakukan urusan keuangan di Malaysia, gunakan aplikasi Qelola. Unduh dan install Qelola di sini.

Tags: , , , , ,